Thursday, October 13, 2011

Kisah di Balik Final AFF

Kisah di Balik Final AFF



1. Safee orang Aceh ?
Banyak ulah aneh di dunia maya selama Piala AFF. Salah satunya ini: desas-desus bahwa striker Malaysia bernama Safee (dibaca “Sapi” dalam logat Sunda) sebenarnya adalah orang Aceh yang keluarganya dibantai tentara Indonesia. Kemudian lari ke malaysia, trus jadi pemain bola disana. Ampuuun!! Plis deh. Hoax ini terlalu 4L4Y.

2. Air mineral saingan sama tiket masuk
Bukan cuma tiket masuk yang harganya melambung. Air mineral yang dijajakan dalam stadion lebih dahsyat dong! Lima menit sebelum pertandingan lawan filipina saya beli aqua botol kecil Rp 2.500. Selesai babak pertama, seorang penonton di depan saya memanggil tukang aqua yang sama. “Berapa sebotol bang?”. “Lima rebu”, jawab si abang dengan santainya. Bused! harga aqua bisa naek 2 kali lipet dalam 1 x 45 menit. Udah bisa ditebak, di babak final ternyata harganya naek lagi jadi 10 ribu. Ohmaigat…mungkin kalo tukang ketoprak bisa masuk stadion harganya 50 ribu sepiring kali ya?

3. Jakmania, Aremania, atau..Indonesiamania?
Banyak pendukung fanatik klub Liga Indonesia bertebaran selama Piala AFF. Mereka tetap memakai atribut klubnya saat Indonesia bertanding. Mayoritas Jakmania dan Aremania. Mungkin mereka lupa saat itu yang bertanding adalah Indonesia, bukan Persija atau Arema *jangan-jangan tiket yg mereka bawa Persija lawan Arema. Hehehe…tapi untungnya mereka gak lupa nyanyi Indonesia Raya kok.

4. Malaysia = Maling
Final AFF antara Indonesia-Malaysia adalah partai yang lebih panas dari kompor gas. Saat pemain & official malaysia mulai masuk lapangan, tiba-tiba terdengar teriakan maling. Awalnya saya kira ada maling beneran (tapi ngapain maling ayam masuk stadion? lebay banget). Orang-orang yang teriak kok sambil ngacungin jari tengah ke arah lapangan. Ooooo…ternyata teriakan maling itu untuk malaysia toh! (bukan untuk Nurdin Halid juga). Jadilah sepanjang pertandingan teriakan maling berkumandang di stadion GBK. Begitulah nasib bangsa yang suka mengklaim milik orang lain, diteriakin maling deh. Jangan ditiru ya, upin-ipin..

5. Tiba-tiba rusuh, tiba-tiba hening
Partai final ditonton 95 ribu orang, jadi kebayang dong lebih heboh dari kampanye golkar. Tibalah saatnya menyanyikan lagu kebangsaan Malaysia. Jreng..jreng..jreng..belom juga seperempat nada, tiba-tiba suporter merah putih langsung teriak yel-yel “In-do-ne-sia! In-do-ne-sia!”. Gak lupa ada juga yang teriak “Maliiing! Maling!”. Jadilah itu pemutaran lagu kebangsaan paling tidak khidmat sepanjang sejarah Malaysia. Begitu selesai lagu malaysia, sang MC mengumumkan tiba saatnya menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia. Dan…stadion yang tadinya riuh rendah tiba-tiba hening. Tanpa komando! Sulit saya ungkapkan dengan kata-kata tapi…hal itu sungguh..unik bin ajaib. Begitu lagu Indonesia Raya berkumandang, 95 ribu org menyanyikannya dengan khidmat. Dada bergetar. Haru,..bangga…jadi satu. Udah ah, kalo diterusin bisa nangis. [http://olahraga.kompasiana.com]

No comments:

Post a Comment